Di Balik Kekesalan Kita terhadap Hujan

“Duuuh hujan lagi hujan lagi!”

Pernahkah saudara mengatakan hal seperti itu??
yaps! sebagian besar mungkin pernah lah ya… he. Menyesal karena hujan apakah salah? coba kita bayangkan, ketika dalam perjalanan kita berdoa agar tidak terjadi hujan, di sisi lain para petani ingin sekali segera hujan agar subur tanamannya. Maha Besar Allah bagaimana mengatur semua kejadian ini, semua kejadian baik, terukur. Pasti ada hikmah dari semua kejadian.

Bisa jadi saat hujan tiba, kita bisa tertahan di sebuah masjid sehingga terus berlama membaca Al-Quran. Karena hujan rezeki penjual payung bertambah. Atau contoh lain, barangkali karena hujan kita berjumpa dengan jodoh dunia akhirat, ahhay!

Sakit

Walaupun otot kuat, apa daya kalau sedang sakit. Mudah sekali bagi Allah mengirimkan penyakit kepada kita. Yang biasanya kuat lari 5-10 kilometer, kalau sakit bisa jadi berdiri saja memerlukan banyak perjuangan, pengennya tidur saja.

Harus banyak berpikir, berpikir mengapa kita sampai sakit. Kepala sakit, siapa tahu pikiran kita selama ini negatif mulu, jarang ingat kepada Allah. Jika sariawan, barangkali kita jarang sekali menggunakan mulut ini untuk berdzikir kepada Allah. Pasti ada hikmah di dalam setiap sakit yang kita alami, bukan sebuah kebetulan.

Bukankah sakit sebagai penggugur dosa?
sabar, sabar, sabar….. ^^

Barter Buku dengan mushaf Al-Quran

Hari minggu lalu, saya mengikuti seminar pranikah di kampus sebelah. Seru, seru karena banyak yang mendapatkan doorprize, termasuk saya, hehehe. Saya mendapatkan doorprize Al-Quran besar, yaitu Al-Quran tafsir, sangat bagus.

Saat pulang dari seminar, saya melihat Al-Quran saya masih ada, berpikir Al-Quran ini harus disumbangkan, disumbangkan ke orang yang lebih membutuhkan. Singkat cerita, saya mengajak seorang teman dari pesantren untuk datang ke kosan, mengapa? untuk membayar hutang, eits! bukan dia yang punya hutang, melainkan saya, hahahaha. Saya belum membayar hutang Rp. 40.000, itu hutang buku, buku tahsin karya ustadz Abdur Rauf.

Waktu itu saya belum mempunyai cukup uang, jadi dicicil 10 ribu dulu. Namun dia menolak, katanya lebih baik nanti sekalian saja bayarnya. Saya teringat dengan doorprize Al-Quran tafsir, kemudian diberikan kepada teman saya ini.

Seminggu kemudian, Alhamdulillah saya mempunyai rezeki dan ingin membayar lunas hutang. Ketika dihubungi, “kang, saya ingin membayar hutang, minta nomor ATM”. Dia malah menjawab, “Gak usah dibayar kang, anggap saja kita barter, barter buku dengan Al-Quran, he”.

Dalam hati, waaah senang sekali. Alhamdulillah ya Allah…rezeki memang datangnya tidak disangka-sangka ya, rezeki datang dari mana saja…hehehe.

Berkuda dan Memanah

Berkuda: belajar kreatif
Memanah: belajar fokus

Ada orang yang segala dikerjakan, dia bisa semua, namun pekerjaannya tidak beres-beres, ini ciri-ciri orang kreatif. Sebaliknya, ada orang fokus pada satu bidang, dia mengerjakan itu saja sehingga menjadi bidang keahliannya, namun hanya bisa pada satu bidang itu.

Berkuda dan memanah. Dengan berkuda, kita dilatih untuk kreatif. Kreatif dalam keseimbangan, mengendalikan kuda, dan tetap tenang, lebih-lebih jika sembari memegang anak panah, dibutuhkan kreativitas.

Hikmah Berkuda
Hikmah Berkuda | ilustrasi: superkidsindonesia.com

Sementara dengan memanah, kita dilatih untuk fokus. Jika tidak fokus, awas hati-hati biasanya nanti ada yang menjerit di seberang sana…menjerit kesakitan, hahahaha.

Andai kita memiliki dua kemampuan ini, kreatif dan fokus. Hayu berusaha menjadi pribadi yang kreatif dan fokus dengan mengikuti olahraga sunnah Rasul diantaranya berkuda dan memanah.

Kehilangan Kamera

Suatu ketika, saya kehilangan kamera. Saya merasa menyesal, kecewa, karena kamera itu selain memiliki hasil jepretan yang bagus juga merupakan pemberian dari orangtua.

Saya berpikir. Barangkali penyebabnya adalah beberapa hari Senin yang saya mencoba “sedikit” berharap kepada manusia, sedikit. Saya mengupload sebuah fotonya yang keren di jejaring sosial, dan berniat ingin mengupload foto lagi dari hasil kamera itu. Padahal sebelumnya saya sudah bertahun-tahun menahan untuk tidak pernah mengupload foto, dan akhirnya berujung kehilangan kamera.

Betapa Allah mempunyai banyak cara agar kita selalu berusaha dekat dengan-Nya.